TENTANG KAMI

TANGERANG, BANTEN, Indonesia
JASA CETAK CEPAT MURAH BERKUALITAS Kami SB FINISHING,bergerak di bidang jasa percetakan dan Kami siap melayani segala macam kebutuhan percetakan untuk keperluan promosi dan administrasi perkantoran serta bisnis anda. BROSUR - LEFLET - KATALOG - MAJALAH - BULETIN - KSLENDER - POSTER - KARTU NAMA - KARTU UNDANGAN - HANGTAG - COMPANY PROFILE - BANNER - PACKING - PAPER BAG - STIKER - SABLON - FAKTUR - NOTABON - INVOICE - SURAT JALAN - NOTA BUKTI TERIMA KIRIM BARANG - KOP SURAT - KAOS - SERAGAM - SOVENIR -DLL. Komitmen Kami : Pengiriman Barang Tepat Waktu Garansi Kualitas Percetakan Harga Kompetitif Grapich Desain Prepres Proses Proof Finishing Delivery SETTING - DESIGN - LAYOUT SOLUSI TEPAT UNTUK BISNIS ANDA LAYANAN ANTAR UNTUK JABOTABEK Kami siap datang ke tempat anda untuk jenput data dan antar hasil cetakan. For best price and Quality Hub. 0812 8060 3451 / 0895322124721 PIN BB D12N8007 Terima Kasih.

mereka memilih ISLAM dan bangga menjadi MUSLIM

0

Sekarang, Milena
mengikuti kelas pelajaran Al-Quran
yang diselenggarakan setiap Rabu
malam di North Hudson Islamic
Center, Union City, New Jersey. ia
adalah salah satu dari ribuan warga
AS keturunan Amerika Latin yang
masuk Islam.
Milena mengucapkan syahadat
sebulan yang lalu, meski ia sudah
menikah dengan seorang lelaki
muslim keturunan Pakistan selama
tujuh tahun. Selama ini, Milena yang
selalu menolak untuk masuk Islam
jika alasannya hanya demi suaminya
yang muslim.
Seperti kebanyakan imigran asal
Puerto Rico, Milena adalah penganut
Katolik yang taat dan rajin pergi ke
gereja. Ia mulai mempertimbangkan
agama Islam setelah putera
pertamanya lahir.
"Saya jadi tertarik mempelajari Islam
tanpa pindah agama, karena anak
lelaki saya akan dibesarkan sebagai
seorang muslim. Itulah awal mula
saya mulai berminat pada Islam,"
ungkap Milena.
Selama itu, ia menikmati saja proses
belajarnya. "Saya sedang mencari
ilmu, saya lapar akan ilmu. Saya
sangat bergairah dengan apa yang
saya rasakan," ujarnya.
Setelah menjadi seorang muslimah,
meski baru satu bulan memeluk
Islam, Milena mampu dengan cepat
beradaptasi dengan kehidupan
barunya, sehingga imam yang
membimbingnya dan teman sekelas
Milena di kelas Al-Quran hampir
tidak mengenalinya sebagai seorang
orang yang baru masuk Islam.
Sejak seminggu yang lalu, Milena
sudah mengenakan jilbab. "Hari
minggu lalu, saya pergi ke pesta
jilbab. Saya belum tahu bagaimana
cara mengenakannya. Pengalaman
pertama ini benar-benar
mengesankan. Sekarang saya sudah
mengenakannya," tutur Milena
tentang pengalaman pertamanya
mengenakan jilbab.
Namun ia mengakui agak sungkan
memakai jilbab karena ia tidak tahu
bagaimana reaksi orang saat
melihatnya berjilbab. "Tapi semuanya
baik-baik saja. Saya merasa nyaman.
Saya merasa bangga," tukas Milena.
Rabu malam itu, empat muslimah
keturunan Amerika Latin juga sedang
mengikuti kelas studi Islam. Diantara
mereka adalah Nylka Vargas yang
sudah menjadi muslim selama 15
tahun.
Muslimah berlatar belakang keluarga
Peruvian-Ekuador ini lahir dan besar
di New Jersey. Menurut Nylka, ia
memilih Islam karena sejak lama
ingin sekali mengenal Tuhan.
"Saya tidak percaya hal-hal yang
saya pelajari sebagai seorang Kristiani.
Saya percaya akan adanya kekuatan
yang lebih besar. Saya mencari
kebenaran, hubungan antara hamba
dan Sang Pencipta-nya," ujar Nylka.
Ia melanjutkan, "Islam mengajarkan
saya banyak kedisplinan, Islam itu
selaras dan sempurna; salat dan
aturan waktunya. Mengapa itu
semua itu dilaksanakan. Islam itu
fleksibel tapi disiplin."
Komunitas Muslim Latino di AS
Meski tidak ada data resmi tentang
jumlah komunitas muslim Amerika
Latin di AS, jumlah mereka
dipekirakan cukup besar. Menurut
organisasi American Muslim Council,
pada tahun 2006, jumlah Muslim
Latino di AS dipekirakan 200.000
orang dan kebanyakan dari kalangan
peremuan usia muda dan
berpendidikan.
"Beberapa tahun belakangan ini,
lebih dari 60 persen mualaf adalah
perempuan. Kebanyakan dari mereka
yang masuk Islam setelah peristiwa
serangan 11 September 2001, berasal
dari komunitas Amerika Latin.
Mungkin, lebih dari 60 persen dari
mereka yang masuk Islam di Amerika
adalah para Latino," jelas Imam
Shamsi Ali dari Islamic Cultural
Center New York.
Menurut Imam Ali, alasan paling
penting mengapa banyak keturunan
Amerika Latin yang masuk Islam,
karena pada dasarnya komunitas
Amerika Latin yang berlatar belakan
Katolik atau Kristen adalah orang-
orang yang religius.
"Mereka memiliki kecenderungan
pada agama. Itulah sebabnya mereka
bisa beralih ke Islam," kata Imam Ali.
Sebuah studi yang pernah dilakukan
Samantha Sanchez, salah satu pendiri
Latino American Dawah Organization
(LADO), menunjukkan bahwa yang
paling menarik dari Islam bagi para
Latino yang sedang mencari
spiritualitas adalah, sistemnya yang
terstruktur dan ketatnya orientasi
monoteis dalam konsep agama Islam.
Peristiwa tragis serangan 11
September 2001, tidak bisa
dipungkiri, justru mendorong banyak
non-Muslim di AS masuk Islam.
"Literatur tentang Islam banyak
sekali. Kalau Anda orang Amerika,
siang malam orang membicarakan
bahwa Islam itu jelek, Islam itu
terorisme, maka Anda mungkin akan
mencari buku tentang Islam, dan apa
yang Anda lihat? Bukan, Islam
mengatakan hal yang berbeda.
Dalam konteks ini, Islam makin
mencuat setelah peristiwa serangan
11 September," kata Akbar Ahmed.
Mustafa misalnya, lelaki yang berasal
dari keluarga Katolik asal Puero Rico
ini mulai mencari tahu tentang Islam
setelah peristiwa serangan tersebut.
"Begitu saya membaca Al-Quran
untuk pertama kalinya. Saya katakan
bahwa inilah kebenaran. Saya harus
mengakuinya," kata Mustafa.
Meski demikian, butuh waktu hampir
enam tahun baginya sebelum
akhirnya memutuskan untuk
mengucapkan dua kalimat syahadat
pada tahun 2007.
Komunitas Muslim Lation di AS
terkonsentrasi di beberapa kota, yang
paling banyak berada di kota New
York, Chicago, Los Angeles, Miami
dan kota-kota urban lainnya. Dari
hasil survei LADO menunjukkan,
California adalah kota yang paling
banyak Muslim Latino-nya.
Mereka juga Memilih Islam
Khalil Salgado, imigran AS asal
Puerto Rico yang dibesarkan di Bronx,
New York, masuk Islam pada tahun
1995. Sekarang, ia menjabat sebagai
sekretaris League of Latin American
Muslim Organizations dan menjadi
salah seorang pemuka masyarakat
Muslim di AS.
Setelah masuk Islam, Salgado belajar
bahasa Arab dan studi Islam ke
Mekkah dan Riyadh, Arab Saudi. Ia
kini mengajar di sekolah Islam di
Nashville Tenn.
Sama seperti Salgado, Anthony Umar
Navarro juga belajar bahasa Arab
dan agama Islam ke luar negeri
setelah masuk Islam. Lelaki asal
Puerto Rico dan sebelumnya
beragama Katolik ini, sekarang
tinggal di Mesir bersama istrinya.
"Saya masih berusaha untuk
menjalani hidup seperti Rasulullah
Saw. tanpa terganggu oleh pengaruh
kehidupan modern," kata Umar
Navarro.
Ia mengungkapkan, sebelum masuk
Islam, dirinya terjerumus dalam
"berton-ton persoalan; hampir setiap
hari tawuran di jalan dan ditangkap
polisi."
"Saya betul-betul tidak peduli
dengan apapun, sampai saya
menyaksikan sendiri teman karib saya
dibunuh. Ketika dia mati, saya ingin
tahu ia pergi kemana," ujar Umar.
Ia lalu bertemu dengan seorang
muslim asal Dominika, yang menjadi
aktivis yang menangani anak-anak
jalanan bermasalah seperti dirinya.
Dari perkenalan itu, Umar
menemukan Islam.
"Saya mengucapkan dua kalimat
syahadat, dua bulan sebelum ulang
tahun saya yang ke-21. Sejak itu, saya
meninggalkan kehidupan jalanan.
Sebelum ini, tidak ada yang saya
takuti. Tapi sekarang, saya takut
hanya pada satu hal, pada Allah,"
tukas Umar.
Umar mengakui, Islam telah
mengubah hidupnya dan telah
membuatnya menjadi orang yang
lebih sabar.
Lain lagi cerita Gina yang berasal dari
keluarga campuran Panama-
Dominika, tapi lahir dan besar di New
York. Gina belum menceritakan pada
orang tuanya bahwa ia sudah
menjadi seorang muslimah. Tapi
belakangan, ia sudah mulai terbuka
pada kakak perempuannya.
Gina yang kini belajar Islam di Islamic
Cultural Center New York
mengungkapkan, kakaknya
melontarkan komentar negatif
seperti yang sering ditulis media
massa, ketika tahu adiknya masuk
Islam. Gina berusaha menjelaskan
bahwa apa yang ditulis media
tentang Islam, tidak sepenuhnya
benar.
"Banyak orang yang salah
memahami Islam dan mereka
meyakini apa yang mereka dengar di
televisi sebagai sebuah kebenaran,"
sesal Gina.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting