Rezeki merupakan salah satu nikmat
Allah, sekaligus amanah yang cukup
berat dari Allah. Acap kali ketika
seseorang mendapatkan rezeki
mereka lupa diri, terkunci hatinya
untuk bersyukur atas anugerah Allah
tersebut. Allah memperingatkan
bahaya bagi orang yang tidak
memanfaatkan rezeki sesuai
syariatNya
“Dan jika Allah melapangkan
rezeki kepada hamba-hambaNya
tentulah mereka akan melampaui
batas di muka bumi, tetapi Allah
menurunkan apa yang
dikehendakiNya dengan ukuran.
Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui (keadaan) hamba-
hambNya lagi Maha Melihat “(QS
Asy Syura ayat 42)
Sungguh rezeki itu merupakan tanda
kasih dan kemurahan Allah. Betapa
Allah memberikan kepada setiap
makhlukNya curahan rezeki.
Dalam hal ini Allah berfirman
“Dan tidak ada satu binatang
melata pun di bumi melainkan
Allah lah yang memberikan
rezekinya” (QS Hud ayat 6).
Artinya tidak ada binatang melata di
muka bumi ini yang Allah tidak
menentukan rezekinya, dan tidak ada
jiwa yang mati melainkan dia telah
memakan makanan terakhir yang
ditakdirkan atasnya. Manusia dalam
memenuhi seluruh kebutuhan
hidupnya harus berusaha mencari
rezeki dengan cara halal. Jika dia
telah berusaha tetapi masih
mendapat kekurangan jangan sampai
ada pikiran untuk mencarinya
dengan cara yang haram. Sebaik-baik
cara menghadapi kekurangan ini
adalah bersabar dan tetap bersyukur
kepadaNya.
Dalam menyikapi kemiskinan dan
kekayaan Rasulullah SAW telah
memberikan penilaian yang mungkin
tidak pernah terbetik dalam benak
kita. Sebuah standard yang
berorientasi jauh ke depan, bukan
terpancang pada hal-hal yang
tampak belaka.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a dari Nabi Muhammad SAW
beliau bersabda “Bukanlah kaya
itu karena banyaknya harta tapi
kaya itu adalah kaya jiwa” (HR
Bukhari dan Muslim)
Dengan sedikit harta, hidup
seseorang tak mesti sengsara. Orang
yang bergelimang harta pun
hidupnya belum tentu bahagia.
Kenyataannya banyak orang kaya
raya hidupnya merana. Lihatlah para
artis yang mati sia-sia karena
menghabisi jiwanya atau para
pengusaha yang menderita gangguan
jiwa. Mereka bukanlah orang-orang
yang kekurangan harta. Tapi karena
satu hal,yaitu mereka tidak bahagia !
Itu berarti bahagia dan sengsara tidak
mutlak tergantung pada harta, tetapi
lebih pada hati. Hati yang dipenuhi
rasa syukur kepada Allah terhadap
apa pun dan berapa pun pemberian
Allah. Lihatlah orang yang paling
mulia, Rasulullah SAW.
Istri beliau, Aisyah r.a menceritakan
kondisi rumah tangga beliau, ia
mengatakan “Keluarga Muhammad
SAW sejak awal tiba di Madinah tidak
pernah sampai merasakan kenyang
karena menyantap hidangan dari
gandum halus selama tiga malam
berturut-turut sampai beliau
meninggal”.
Beliau SAW memiliki tikar yang
terbuat dari kulit dan tilam dari
serabut. Dalam beberapa malam
berturut-turut beliau dan keluarga
pernah tidak mendapatkan makan
malam. Rotinya pun terbuat dari
gandum yang kasar. Pernah tiga kali
hilal dalam dua bulan berturut-turut
dari dapur beliau tidak terlihat
kepulan asap. Makanan beliau SAW
terbuat dari dua jenis yang berwarna
hitam; kurma dan air.
Potret lain yang ikut mewarnai dunia
kesahajaan adalah Umar bin Khattab
r.a. Ia seorang Khalifah kaum
muslimin. Meski begitu pakaian
beliau dipenuhi dengan dua belas
tambalan. Suatu hari pernah Khalifah
Umar agak terlambat menghadiri
shalat Jumat karena mencuci bajunya
dan tidak memiliki baju yang lain
yang dapat digunakan untuk shalat
Jumat selain baju itu. Rumahnya
hanya sebuah gubuk. Namun ia
mampu mengguncang istana Kisra
dari Persia.
Allah SWT berfirman “Dan
bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-
hal yang diwajibkan (oleh Allah)
” (QS Luqman ayat 17).
Dalam ayat lain Allah
menyampaikan bahwa
kekurangan harta adalah salah
satu bentuk ujian yang
seharusnya disikapi dengan
kesabaran. Allah SWT berfirman
“Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar” (QS Al
Baqarah ayat 155)
Pada ayat ini Allah menegaskan
bahwa Dia akan menguji hambanya
sepanjang hidup mereka dengan rasa
takut,kemiskinan dan sebagainya.
Dengan demikian akan tampak mana
hamba Allah yang taat dan mana
pula yang kufur. Tentunya hamba
Allah yang teguh dalam ketaatan
kepadaNya akan mendapatkan kabar
gembira. Lantas apa wujud dari kabar
gembira tersebut ?
Kabar gembira yang telah dijanjikan
oleh Allah bagi orang-orang yang
bersabar menjalani ujian kehidupan
ini adalah sebagaimana yang tertera
dalam firman Allah
“Sesungguhnya hanya orang-
orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala tanpa
batas” (QS Az Zumar ayat 10)
TENTANG KAMI
- yudehand
- TANGERANG, BANTEN, Indonesia
- JASA CETAK CEPAT MURAH BERKUALITAS Kami SB FINISHING,bergerak di bidang jasa percetakan dan Kami siap melayani segala macam kebutuhan percetakan untuk keperluan promosi dan administrasi perkantoran serta bisnis anda. BROSUR - LEFLET - KATALOG - MAJALAH - BULETIN - KSLENDER - POSTER - KARTU NAMA - KARTU UNDANGAN - HANGTAG - COMPANY PROFILE - BANNER - PACKING - PAPER BAG - STIKER - SABLON - FAKTUR - NOTABON - INVOICE - SURAT JALAN - NOTA BUKTI TERIMA KIRIM BARANG - KOP SURAT - KAOS - SERAGAM - SOVENIR -DLL. Komitmen Kami : Pengiriman Barang Tepat Waktu Garansi Kualitas Percetakan Harga Kompetitif Grapich Desain Prepres Proses Proof Finishing Delivery SETTING - DESIGN - LAYOUT SOLUSI TEPAT UNTUK BISNIS ANDA LAYANAN ANTAR UNTUK JABOTABEK Kami siap datang ke tempat anda untuk jenput data dan antar hasil cetakan. For best price and Quality Hub. 0812 8060 3451 / 0895322124721 PIN BB D12N8007 Terima Kasih.
0 komentar:
Posting Komentar