Kali ini akan bercerita
atau Membahas UN = Ujian imaN,
Okey Cekidot deh >>
Sore itu seperti biasa Ranid datang ke
SMA nya dahulu tempat ia menuntut
ilmu untuk mengajarkan tentang
tahsinul Quran. Murid-muridnya
ialah sekelompok pelajar ikhwan
kelas XII. Mengetahui para binaannya
akan mengahadapi UN pada senin
tanggal 18 April mendatang, maka
Ranid pun menanyakan tentang
bagaimana kesiapan mereka dalam
menghadapi ujian tersebut,
”UN sudah senin depan, Gimana
persiapan buat UN nya nih?” tanya
Ranid kepada seluruh 'binaan'-nya
tersebut. ”Alhamdulillah Kak kita
sudah dapet bocorannya,” jawab
Andi salah satu binaannya dengan
polos. Mendengar jawaban tersebut
Ranid hanya tersenyum, untuk sesaat
ia kaget mendengar jawaban
binaannya tersebut.
”Maksiat koq Alhamdulillah?” tanya
Ranid dalam kepala yang penuh
dengan kumpulan pikirannya. Ia
menyamakan jawaban binaannya
tersebut dengan logika seorang
koruptor yang mengucapkan syukur
ketika ia sedang mendapat sebuah
”proyek” yang besar.
”Koq Bisa?” tanya Ranid lebih lanjut
bermaksud menyelidiki. Kali ini Dika
yang menjawab ”iya Kak bukan kita
aja, semua juga udah pada dapet,
anak-anak yang lain pada patungan
masing-masing 80 ribu per siswa buat
beli bocorannya itu. ”
”Trus kenapa antum pada ikutan?”
tanya Ranid kembali. ”Abisnya mau
gimana lagi Kak, ini kan penentuan
kita belajar selama 3 tahun di SMA !”
jawab Niko bermaksud membela diri
dan teman-temannya di hadapan
Ranid.
Ranid menghela nafas sebentar.
”Alhamdulillah dulu ketika ane UN,
Allah menyelamatkan ane dari
godaan bocoran tersebut. Kalo
antum pikir sebetulnya bocoran itu
sangat tidak mengenakan. Coba
antum bayangin rumah antum yang
bocor? Mau tidur gak bisa tidur,
bawaannya gelisah terus, serasa ada
yang membuat kita gak nyaman
mungkin air yang menetes terus atau
debu yang berterbangan masuk
kedalam. Pokoknya bikin kita gak
nyaman. ”
”Sama halnya dengan bocoran UN,
ketika antum masuk kelas antum
bakal gelisah takut ketahuan-lah, ini-
lah, itu-lah. Ketika kepingin buka
bocoran perasaaan kita selalu ada
yang ngawasin. Mungkin kita pikir
pengawasnya lagi melihat ke arah
kita walau sebetulnya mungkin lagi
lihat cicak yang sedang nempel di
tembok. Mungkin kalau kita hitung-
hitung lebih lama kita melihat ke
arah pengawas ketimbang kita
melihat soal ujian. ”
”Belum lagi nanti pas sudah selesai
UN, perasaan kita deg-deg an merasa
bahwa kita sudah berhasil menipu
Allah, kedua malaikatNya, telah
mengkhianati RasulNya. Dan ketika
nanti lulus pun perasaan kita biasa-
biasa saja tidak ada perasaan syukur
yang mendalam sangat berbeda jika
kita mengerjakannya tanpa melihat
bocoran. ”
Dodi membalas komentar Ranid,
” Gak apa-apa kak Cuma sekali ini
aja..”
Ranid membalas argumen Dodi, ”ane
inget kata-kata nya Ibu Espita Guru
Bahasa inggris seorang non-muslim,
beliau berkata negeri ini butuh orang
jujur bukan orang yang pintar. Lain
lagi dengan salah satu aktivis
mahasiswa yang juga non-muslim
Soe Hok Gie yang pernah bilang
bahwa lebih baik mati dalam penjara
daripada hidup dalam kemunafikan. ”
”Yaa, kalau mereka saja yang
berbeda agama begitu tinggi
komitmennya terhadap sebuah nilai
kejujuran masa kita yang kata Quran
umat terbaik kalah sama mereka.
Ingat akh tantangan kejujuran
” nanti” akan lebih sulit ketimbang
yang antum akan hadapi ketika UN.
Antum sekarang masih hanya
berhadapan dengan sebuah kertas
bernama Ijazah belum selembar atau
beberapa lembar kertas yang
bernama uang. Betapa banyak orang
sholih yang ketika mereka masih
menjadi pelajar dan mahasiswa
sangat jujur, idealismenya begitu
tinggi, ketika masih kuliah mereka
sering berdemo menuntut para
pejabat agar jujur dalam mengelola
negara. Tapi pada kenyatannya
sekarang tidak sedikit pula dari
mereka yang malah berkompromi
dalam jaringan mafia di republik ini.”
”Tapi kalo kita gak liat, gak adil dong
Kak masa yang lain pada nyontek
sedangkan kita nggak. ” Kali ini Andi
yang mencoba membela diri.
”Antum iri akh sama maksiat? Dalam
sebuah riwayat dikatakan bahwa
kalau kita mau iri boleh terhadap
dua hal yakni orang yang diberi ilmu
alquran dan ia baca di siang maupun
malam dan satu lagi terhadap orang
yang diberi harta lantas ia
mnyedekahkan hartanya baik siang
maupun malam. Benarlah apa yang
dikatakan Al Quran dalam surat Al
An ’am ayat 116 'Dan jika kamu
mengikuti kebanyakan orang di
muka bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah.
Yang mereka ikuti hanya prasangka
belaka dan mereka hanyalah
membuat kebohongan'. ”
”pelajar yang menyontek adalah
seorang pelajar yang menganggap
dirinya bodoh, maka dengan
demikian ia berusaha mencari jalan
pintas untuk menutupi
kebodohannya itu. Sama seperti
koruptor yang menganggap dirinya
miskin dan dengan demikian ia
berusaha mencari jalan pintas untuk
menutupi apa-apa yang ia anggap
miskin tersebut. ”
Dodi kembali mencoba membalas
argumen Ranid dengan mengharap
persetujuan Ranid, ”Tapi kak, kalo
kita gak lulus apa tanggapan ortu,
guru, dan orang-orang sekitar nanti
kak?Muka kita mau dipasang dimana
kak ?”
Ranid kembali melayani argumen
binannya tersebut, ”bukankah Rasul
SAW dianggap gila oleh kafir Quraisy
ketika beliau SAW berusaha
menyuarakan kebenaran? Bahkan
umat-umat terdahulu ada yang
diberi ujian berupa disisir rkepalanya
dari sisir besi, digergaji badannya
dibakar seperti ashhabul ukhdud.
Apa antum rela menukar Ridho Allah
dengan ridho yang lain? Ridho
Rhoma mungkin ?” (Ranid mencoba
menurunkan tensi diskusi)
”pesan ane pribadi menyonteklah
kalian jika kalian hanya merasa
diawasi oleh guru pengawas karena
mata mereka hanya ada dua, akan
tetapi jika kalian merasa bahwa yang
mengawasi Allah SWT maka tidak
ada satu tempat pun yang Ia tidak
ketahui hatta sampai lubang semut
pun. Ane tetap mendoakan agar
kalian mendapatkan yang terbaik
menurut Allah, karena Allah maha
bijaksana, maha tahu, dan maha
berkehendak atas segala sesuatu.
Bukankah kita sering membaca
firmannya dalam Surat Al Baqoroh
216 ”boleh jadi kamu tidak
menyenangi sesuatu padahal itu baik
bagimu. Dan boleh jadi kamu
menyukaisesuatu padahal itu tidak
baik bagimu. Allah maha mengetahui
sedang kamu tidak mengetahui'. Wa
Allahu A ’lam Bi Showab.”
Ranid pun mengakhiri diskusi dengan
binaannya. Ia melihat tanda-tanda
wajah para binaannya yang
melukiskan perasaan tertekan karena
sistem yang ada. Ranid hanya bisa
berharap bahwa nanti ketika UN
Allah menaungi mereka dengan
limpahan berkah serta RahmatNya.
TENTANG KAMI
- yudehand
- TANGERANG, BANTEN, Indonesia
- JASA CETAK CEPAT MURAH BERKUALITAS Kami SB FINISHING,bergerak di bidang jasa percetakan dan Kami siap melayani segala macam kebutuhan percetakan untuk keperluan promosi dan administrasi perkantoran serta bisnis anda. BROSUR - LEFLET - KATALOG - MAJALAH - BULETIN - KSLENDER - POSTER - KARTU NAMA - KARTU UNDANGAN - HANGTAG - COMPANY PROFILE - BANNER - PACKING - PAPER BAG - STIKER - SABLON - FAKTUR - NOTABON - INVOICE - SURAT JALAN - NOTA BUKTI TERIMA KIRIM BARANG - KOP SURAT - KAOS - SERAGAM - SOVENIR -DLL. Komitmen Kami : Pengiriman Barang Tepat Waktu Garansi Kualitas Percetakan Harga Kompetitif Grapich Desain Prepres Proses Proof Finishing Delivery SETTING - DESIGN - LAYOUT SOLUSI TEPAT UNTUK BISNIS ANDA LAYANAN ANTAR UNTUK JABOTABEK Kami siap datang ke tempat anda untuk jenput data dan antar hasil cetakan. For best price and Quality Hub. 0812 8060 3451 / 0895322124721 PIN BB D12N8007 Terima Kasih.
0 komentar:
Posting Komentar