BISMILAAHIR RAHMAANIR
RAHIIM
"Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu,
makasekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah
kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia"
[Al Israa' , ayat 23]
"Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil."
[Al Israa' , ayat 24 ]Usia ayah
telah mencapai 70 tahun, namun
tubuhnya masih kuat. Dia
mampu mengendarai sepeda ke
pasar yang jauhnya lebih kurang
2 kilometer untuk belanja
keperluan sehari-hari. Sejak
meninggalnya ibu pada 6 tahun
lalu, ayah sendirian di kampung.
Oleh karena itu kami kakak-
beradik 5 orang bergiliran
menjenguknya.
Kami semua sudah berkeluarga
dan tinggal jauh dari kampung
halaman di Teluk Intan. Sebagai
anak sulung, saya memiliki
tanggung jawab yang lebih
besar. Setiap kali saya
menjenguknya, setiap kali itulah
istri saya mengajaknya tinggal
bersama kami di Kuala Lumpur.
"Nggak usah. lain kali
saja.!"jawab ayah. Jawaban itu
yang selalu diberikan kepada
kami saat mengajaknya pindah.
Kadang-kadang ayah mengalah
dan mau menginap bersama
kami, namun 2 hari kemudian
dia minta diantar balik. Ada-ada
saja alasannya.
Suatu hari Januari lalu, ayah
mau ikut saya ke Kuala Lumpur.
Kebetulan sekolah masih libur,
maka anak-anak saya sering
bermain dan bersenda-gurau
dengan kakek mereka.
Memasuki hari ketiga, ia mulai
minta pulang. Seperti biasa, ada-
ada saja alasan yang
diberikannya. "Saya sibuk, ayah.
tak boleh ambil cuti. Tunggulah
sebentar lagi. akhir minggu ini
saya akan antar ayah," balas
saya. Anak-anak saya ikut
membujuk kakek mereka.
"Biarlah ayah pulang sendiri jika
kamu sibuk. Tolong belikan tiket
bus saja yah." katanya yang
membuat saya bertambah kesal.
Memang ayah pernah berkali-
kali pulang naik bus sendirian.
"Nggak usah saja yah." bujuk
saya saat makan malam. Ayah
diam dan lalu masuk ke kamar
bersama cucu-cucunya. Esok
paginya saat saya hendak
berangkat ke kantor, ayah sekali
lagi minta saya untuk
membelikannya tiket bus. "Ayah
ini benar-benar nggak mau
mengerti yah. saya sedang sibuk,
sibuuukkkk!!!" balas saya terus
keluar menghidupkan mobil.
Saya tinggalkan ayah terdiam di
muka pintu. Sedih hati saya
melihat mukanya. Di dalam
mobil, istri saya lalu berkata,
"Mengapa bersikap kasar
kepada ayah? Bicaralah baik-
baik! Kasihan khan dia.!" Saya
terus membisu.
Sebelum istri saya turun
setibanya di kantor, dia
berpesan agar saya penuhi
permintaan ayah. "Jangan lupa,
Pa.. belikan tiket buat ayah,"
katanya singkat. Di kantor saya
termenung cukup lama. Lalu
saya meminta ijin untuk keluar
kantor membeli tiket bus buat
ayah.
Pk. 11.00 pagi saya tiba di rumah
dan minta ayah untuk bersiap.
"Bus berangkat pk. 14.00," kata
saya singkat. Saya memang saat
itu bersikap agak kasar karena
didorong rasa marah akibat
sikap keras kepala ayah. Ayah
tanpa banyak bicara lalu segera
berbenah. Dia masukkan baju-
bajunya kedalam tas dan kami
berangkat. Selama dalam
perjalanan, kami tak berbicara
sepatah kata pun.
Saat itu ayah tahu bahwa saya
sedang marah. Ia pun enggan
menyapa saya.! Setibanya di
stasiun, saya lalu mengantarnya
ke bus. Setelah itu saya Pamit
dan terus turun dari bus. Ayah
tidak mau melihat saya, matanya
memandang keluar jendela.
Setelah bus berangkat, saya lalu
kembali ke mobil. Saat melewati
halaman stasiun, saya melihat
tumpukan kue pisang di atas
meja dagangan dekat stasiun.
Langkah saya lalu terhenti dan
teringat ayah yang sangat
menyukai kue itu. Setiap kali ia
pulang ke kampung, ia selalu
minta dibelikan kue itu. Tapi hari
itu ayah tidak minta apa pun.
Saya lalu segera pulang. Tiba di
rumah, perasaan menjadi tak
menentu. Ingat pekerjaan di
kantor, ingat ayah yang sedang
dalam perjalanan, ingat Istri
yang berada di kantornya.
Malam itu sekali lagi saya
mempertahankan ego saya saat
istri meminta saya menelpon
ayah di kampung seperti yang
biasa saya lakukan setiap kali
ayah pulang dengan bus. Malam
berikutnya, istri bertanya lagi
apakah ayah sudah saya
hubungi. "Nggak mungkin belum
tiba," jawab saya sambil
meninggikan suara.
Dini hari itu, saya menerima
telepon dari rumah sakit Teluk
Intan. "Ayah sudah tiada." kata
sepupu saya disana. "Beliau
meninggal 5 menit yang lalu
setelah mengalami sesak nafas
saat Maghrib tadi." Ia lalu
meminta saya agar segera
pulang. Saya lalu jatuh terduduk
di lantai dengan gagang telepon
masih di tangan. Istri lalu segera
datang dan bertanya, "Ada apa,
bang?" Saya hanya menggeleng-
geleng dan setelah agak lama
baru bisa berkata, "Ayah sudah
tiada!!"
Setibanya di kampung, saya tak
henti-hentinya menangis.
Barulah saat Itu saya sadar
betapa berharganya seorang
ayah dalam hidup ini. Kue
pisang, kata-kata saya kepada
ayah, sikapnya sewaktu di
rumah, kata-kata istri mengenai
ayah silih berganti menyerbu
pikiran.
Hanya Tuhan yang tahu betapa
luluhnya hati saya jika teringat
hal itu. Saya sangat merasa
kehilangan ayah yang pernah
menjadi tempat saya
mencurahkan perasaan, seorang
teman yang sangat pengertian
dan ayah yang sangat mengerti
akan anak-anaknya. Mengapa
saya tidak dapat merasakan
perasaan seorang tua yang
merindukan belaian kasih sayang
anak-anaknya sebelum
meninggalkannya buat selama-
lamanya.
Sekarang 5 tahun telah berlalu.
Setiap kali pulang ke kampung,
hati saya bagai terobek-robek
saat memandang nisan di atas
pusara ayah. Saya tidak dapat
menahan air mata jika teringat
semua peristiwa pada saat-saat
akhir saya bersamanya. Saya
merasa sangat bersalah dan
tidak dapat memaafkan diri ini.
Benar kata orang, kalau hendak
berbakti sebaiknya sewaktu ayah
dan ibu masih hidup. Jika sudah
tiada, menangis airmata darah
sekalipun tidak berarti lagi.
Kepada pembaca yang masih
memiliki orangtua, jagalah
perasaan mereka.
Kasihilah mereka sebagaimana
mereka merawat kita sewaktu
kecil dulu.
TENTANG KAMI
- yudehand
- TANGERANG, BANTEN, Indonesia
- JASA CETAK CEPAT MURAH BERKUALITAS Kami SB FINISHING,bergerak di bidang jasa percetakan dan Kami siap melayani segala macam kebutuhan percetakan untuk keperluan promosi dan administrasi perkantoran serta bisnis anda. BROSUR - LEFLET - KATALOG - MAJALAH - BULETIN - KSLENDER - POSTER - KARTU NAMA - KARTU UNDANGAN - HANGTAG - COMPANY PROFILE - BANNER - PACKING - PAPER BAG - STIKER - SABLON - FAKTUR - NOTABON - INVOICE - SURAT JALAN - NOTA BUKTI TERIMA KIRIM BARANG - KOP SURAT - KAOS - SERAGAM - SOVENIR -DLL. Komitmen Kami : Pengiriman Barang Tepat Waktu Garansi Kualitas Percetakan Harga Kompetitif Grapich Desain Prepres Proses Proof Finishing Delivery SETTING - DESIGN - LAYOUT SOLUSI TEPAT UNTUK BISNIS ANDA LAYANAN ANTAR UNTUK JABOTABEK Kami siap datang ke tempat anda untuk jenput data dan antar hasil cetakan. For best price and Quality Hub. 0812 8060 3451 / 0895322124721 PIN BB D12N8007 Terima Kasih.
0 komentar:
Posting Komentar